KoKo
08-04-2006, 09:38 AM
Kisah ini, katanya sih benar-benar terjadi di daerah Rawamangun dan
Kampung Melayu. Untuk itulah, anda semua harus berhati-hati karena suatu
saat mungkin giliran anda sendirilah yang bercerita tentang pengalaman
ini .
Begini ceritanya . Kurang lebih pukul 10 malam, Seorang wanita tengah
baya (nenek-nenek untuk lebih tepatnya), berumur sekitar 63 tahun sedang
menuju pulang ke rumahnya setelah berbelanja buah-buahan di sebuah toko
buah di daerah Rawamangun, yang tidak jauh dari rumahnya .
Sudah kurang lebih 20 menit sang nenek menunggu angkot (mikrolet) yang
biasa dinaikinya pulang, akan tetapi angkot yang ditunggu-tunggu itu tak
kunjung tiba. Memang, biasanya angkot tersebut sudah berhenti beroperasi
pada pukul 21.30 WIB paling malam, namun entah mengapa, sang nenek
merasa yakin bahwa masih ada angkot yang akan membawanya pulang.
Setelah 35 menit menunggu akhirnya benar, angkot yang ditunggu sang
nenek muncul. Hal yang tidak biasa terjadi, . lalu naiklah sang nenek ke
dalam angkot yang saat itu sudah berisi 3 orang . 1 orang supir dan 2
orang penumpang lain yang keduanya adalah seorang wanita cantik,
berambut panjang, dengan pakaian pesta berwarna putih (broken white
tepatnya).
Sang nenek sempat berpikir aneh sekali : ". dua orang wanita cantik
berpakaian pesta warna putih, pada malam hari begini naik angkot .".
Tapi sang nenek tidak mau meneruskan apa yang ada di pikirannya,
walaupun bulu kuduknya sudah mulai berdiri. Tidak berapa lama kemudian,
terjadilah suasana yang dingin, hening tanpa suara pada angkot tersebut.
Sang supir-pun hanya menyupir tanpa menengok atau mengeluarkan suara
sedikitpun . cara menyupirnya pun cenderung kasar, ngebut dan
ugal-ugalan.
Dalam hati, sang nenek tak sabar untuk segera tiba di daerah tempat
tinggalnya . sampai akhirnya, tibalah Sang nenek di jembatan, tempat
dimana dia biasa turun, . lokasinya tepat di depan sebuah pemakaman umum
atau biasa disebut TPU. Setelah menyiapkan selembar uang Rp. 10.000,-
(karena memang tinggal satu lembar uang 10 ribuan yang dia punya) untuk
membayar angkot, Sang nenek lalu memberhentikan angkot tersebut.
"Bang ... kiri, bang ... !!! Sang supir langsung menghentikan angkotnya
dengan rem mendadak tanpa bersuara. Lalu sang nenek turun, dan
menyerahkan lembaran uang Rp. 10.000,- terakhirnya melalui jendela pintu
depan angkot sambil menunggu kembalian ongkosnya.. Tapi ternyata....
Sang Supir langsung menginjak gas dan meninggalkan nenek tersebut.....
tanpa mengembalikan uang sang nenek. Lalu si nenek itu berteriak ...
"DASAR ANGKOT SETAAAAAAAAANNNN ... !!!!!!
Kampung Melayu. Untuk itulah, anda semua harus berhati-hati karena suatu
saat mungkin giliran anda sendirilah yang bercerita tentang pengalaman
ini .
Begini ceritanya . Kurang lebih pukul 10 malam, Seorang wanita tengah
baya (nenek-nenek untuk lebih tepatnya), berumur sekitar 63 tahun sedang
menuju pulang ke rumahnya setelah berbelanja buah-buahan di sebuah toko
buah di daerah Rawamangun, yang tidak jauh dari rumahnya .
Sudah kurang lebih 20 menit sang nenek menunggu angkot (mikrolet) yang
biasa dinaikinya pulang, akan tetapi angkot yang ditunggu-tunggu itu tak
kunjung tiba. Memang, biasanya angkot tersebut sudah berhenti beroperasi
pada pukul 21.30 WIB paling malam, namun entah mengapa, sang nenek
merasa yakin bahwa masih ada angkot yang akan membawanya pulang.
Setelah 35 menit menunggu akhirnya benar, angkot yang ditunggu sang
nenek muncul. Hal yang tidak biasa terjadi, . lalu naiklah sang nenek ke
dalam angkot yang saat itu sudah berisi 3 orang . 1 orang supir dan 2
orang penumpang lain yang keduanya adalah seorang wanita cantik,
berambut panjang, dengan pakaian pesta berwarna putih (broken white
tepatnya).
Sang nenek sempat berpikir aneh sekali : ". dua orang wanita cantik
berpakaian pesta warna putih, pada malam hari begini naik angkot .".
Tapi sang nenek tidak mau meneruskan apa yang ada di pikirannya,
walaupun bulu kuduknya sudah mulai berdiri. Tidak berapa lama kemudian,
terjadilah suasana yang dingin, hening tanpa suara pada angkot tersebut.
Sang supir-pun hanya menyupir tanpa menengok atau mengeluarkan suara
sedikitpun . cara menyupirnya pun cenderung kasar, ngebut dan
ugal-ugalan.
Dalam hati, sang nenek tak sabar untuk segera tiba di daerah tempat
tinggalnya . sampai akhirnya, tibalah Sang nenek di jembatan, tempat
dimana dia biasa turun, . lokasinya tepat di depan sebuah pemakaman umum
atau biasa disebut TPU. Setelah menyiapkan selembar uang Rp. 10.000,-
(karena memang tinggal satu lembar uang 10 ribuan yang dia punya) untuk
membayar angkot, Sang nenek lalu memberhentikan angkot tersebut.
"Bang ... kiri, bang ... !!! Sang supir langsung menghentikan angkotnya
dengan rem mendadak tanpa bersuara. Lalu sang nenek turun, dan
menyerahkan lembaran uang Rp. 10.000,- terakhirnya melalui jendela pintu
depan angkot sambil menunggu kembalian ongkosnya.. Tapi ternyata....
Sang Supir langsung menginjak gas dan meninggalkan nenek tersebut.....
tanpa mengembalikan uang sang nenek. Lalu si nenek itu berteriak ...
"DASAR ANGKOT SETAAAAAAAAANNNN ... !!!!!!