PDA

View Full Version : contoh kesabaran


ekomp
08-20-2006, 01:45 PM
dari milis tetangga n harap ambil hikmahnya :

Pengalaman George……..
Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar hotel Memphis, saya melihat suatu kejadian yang menarik sekali, bagaimana seseorang menghadapi orang yang penuh emosi.
Saat itu pukul 17:00 lebih sedikit, dan hotel sibuk mendaftar tamu-tamu baru. Orang di depan saya memberikan namanya kepada pegawai di belakang meja dengan nada memerintah. Pegawai tersebut berkata, "Ya, Tuan, kami sediakan satu kamar 'single' untuk Anda."

"Single?" bentak orang itu, "Saya memesan double." Pegawai tersebut berkata dengan sopan, "Coba saya periksa sebentar." Ia menarik permintaan pesanan tamu dari arsip dan berkata, "Maaf, Tuan. Telegram Anda menyebutkan single. Saya akan senang sekali menempatkan Anda di kamar double, kalau memang ada. Tetapi semua kamar double sudah penuh." Tamu yg berang itu berkata, "Saya tidak peduli apa bunyi kertas itu, saya mau kamar double."

Kemudian ia mulai bersikap "anda-tau-siapa-saya," diikuti dengan "Saya akan usahakan agar Anda dipecat. Anda lihat nanti. Saya akan buat Anda dipecat." Di bawah serangan gencar, pegawai muda tsb menyela, "Tuan, kami menyesal sekali, tetapi kami bertindak berdasarkan instruksi Anda." Akhirnya, sang tamu yg benar2 marah itu berkata, "Saya tidak akan mau tinggal di kamar yg terbagus di hotel ini sekarang --- manajemennya benar-benar buruk," dan ia pun keluar.

Saya menghampiri meja penerimaan sambil berpikir si pegawai pasti marah setelah baru saja dimarahi habis-habisan. Sebaliknya, ia menyambut semua dengan salam yg ramah sekali "Selamat malam, Tuan."
Ketika ia mengerjakan rutin yg biasa dalam mengatur kamar untuk saya, saya berkata kepadanya, "Saya mengagumi cara Anda mengendalikan diri tadi. Anda benar-benar sabar."

"Ya, Tuan," katanya, "Saya tidak dapat marah kepada orang seperti itu. Anda lihat, ia sebenarnya bukan marah kepada saya. Saya cuma korban pelampiasan kemarahannya. Orang yg malang tadi mungkin baru saja ribut dengan istrinya, atau bisnisnya mungkin sedang lesu, atau barangkali ia merasa rendah diri, dan ini adalah peluang emasnya untuk melampiaskan kekesalannya."
Pegawai tadi menambahkan, "Pada dasarnya ia mungkin orang yg sangat baik. Kebanyakan orang begitu."

Sambil melangkah menuju lift, saya mengulang-ulang perkataannya, “Pada dasarnya ia mungkin orang yg sangat baik. Kebanyakan orang begitu."

Ingat dua kalimat itu kalau ada orang yg menyatakan perang pada Anda. Jangan membalas. Cara untuk menang dalam situasi seperti ini adalah membiarkan orang tsb melepaskan amarahnya, dan kemudian lupakanlah.

Salam

jomblo
08-20-2006, 05:38 PM
Tauladan yg bagus, caci maki amarah lidah tak bertulang yg tajamnya bikin dendam gak mudah dilupakan :top:

jackmcduck
08-21-2006, 10:49 AM
mirip kasus yang di paparkan dalam buku yang di tulis oleh daniel goleman yang berjudul emotional iteligence:top:

hampir mirip cuma yang di buku daniel goleman sepertinya lebih emosi lagi.

pada suatu malam, ada seorang pemuda yang sedang berlatih karate atau seni bela diri, kemudian pulang dengan berjalan kaki ke arah rumahnya.
eh di tengah jalan dia ketemu sama seorang yang sedang mabok berat, dan seorang yang mabok itu dalam keadaan sedang mengamuk dan memukuli orang lain serta memporak porandakan sekelilingnya.

sekilas pemuda itu berpikir, saya kan punya keahlian bela diri, mungkin saatnya aku buktikan kemampuanku dan aku lumpuhkan si pemabok itu, namun dia teringat pesan guru beladiirinya, yang berkata " jangan gunakan ilmu bela diri untuk tindakan yang tidak baik, atau melukai orang lain, gunakanlah untuk kebaikan dan menolong sesama, dan untuk menjaga diri"

lalu pemuda itu menghampiri si pemabok itu, dan merangkulnya, marik pak kita jalan2, dan ngobrol2 sama si pemabok itu.
pemuda itu tanya, minuman apa yang kamu minum, lalu si pemabok jawab sake.
wah sake, saya juga suka sake, mari kita ke taman dan berbincang2 di sana.
kemudian di akhiri sampai si pemabok itu tidur di pangkuan si pemuda itu.

damai itu indah, peace :suer: