Quote:
Originally Posted by rianfish
 gak gampang sih bro.. yg berhasil, ya gak tau juga-apa hanya raiser saja yg di sini.
Kondisi air di p.Jawa beda dgn di kalimantan, curah hujan dan tingkat polusi juga beda (polusi yg dibawa air hujan) pernah ada raiser kehilangan aronya 1 kolam gara2 hujan.
Lalu segi keamanan (bisa sih, bangun tembok tinggi dan rotweiller se kompi-atau ajak masyarakat sekitar buat ternak makanan aro dsb).
Nah, kalo aro berhasil bertelur dan ngeram, gimana cara panen supaya telur2 nya tdk ditelan, menurut saya ini tidak begitu saja orang nyemplung dan aro di jaring, lalu mulut dibuka untuk keluarkan anakannya. Pasti ada caranya sehingga aro2 tsb tdk panik dan mau dipegang untuk di panen. Tp ini hanya pendapat saya saja lo.
Setelah panen, jual kemana ya? bgmana urus CITES nya?
Kalo yg bertelur saja yg dpt, kasihan juga yg tidak ya. 
AYO, bukannya gak mungkin, tp perlu dukungan penuh nih dari breeder..
GOODLUCK! |
ini saya setuju banget,
konsep breeding arowana sejujurnya tidak dapat dilakukan oleh para hobbies(kecuali ada hobbies disini yg pernah terjun langsung di farm Kalimantan dalam jam terbang yg memadai), sbab pengalamannya sama sekali tidak ada, sekalipun modal dan bahan anggaplah tersedia, perlu campurtangan pemilik breeding yg di Kalimantan, sehingga tidak membuang biaya, waktu, pikiran berlebihan,singkat cerita sangat panjang likalikunya urusan breeding aro, tapi kalau mau dijalankan sebaiknya jangantanggung2, konsep dasar harus jelas dan kuat, kelak ada kemungkinan lebih berpeluang melihat hasilnya
