View Single Post
Old 10-09-2008, 02:10 PM   #3
taras
NAC MEMBER
 
Join Date: Sep 2007
Location: jakarta
Posts: 5,890
Default Re: Krisis Moneter 2 ?

Quote:
Originally Posted by rianfish View Post
Seharusnya nilai USD turun kan? knp malah cenderung mau naik ya?
Aneh jg, di US bbrp thn ini, org berpenghasilan 40rb USD/th, bisa dpt kredit rumah yg 600rb USD, itu setara dgn disini dgn penghasilan 10jt/bln atau 120jt/th, bisa kredit rumah yg 1.8Milyar. Nah, krn banyak yg macet, kiamat lah Bank2 disana, terpaksa Federal Bank mengucurkan Dana Bantuan macam BLBI, dgn sejumlah syarat.
Nah, lalu Bank2 kesulitan likuiditas, biasanya bunga Bank dinaikkan untuk menarik org menabung di Bank (di Indo dulu, bunga Bank sampe 32% lebih, edan....)
Yg gw gak ngerti jg, knp bursa saham hancur? harusnya saham yg di sektor property kan yg hancur..kenapa ini hampir semua dan diikuti bursa2 negara lain?

Mata uang yg paling kuat saat ini, gw rasa Yuan China, liat saja perdagangan mrk, dimana2 brg2 china. Cadangan devisa mrk luar biasa dan mrk mematok nilai USD, makanya tdk fluktuatif.
Kalo analisa di atas, menyarankan sebaiknya pegang CASH, apa gak di rush nanti Bank2 yg ada, bisa kesulitan likuiditas lagi dong.

Apapun yg terjadi,...yg kaya akan semakin kaya dan yg miskin akan makin melarat...
Yg kaya tinggal mengalihkan asset2 mrk, yg miskin apa yg mau diperbuat..
Mungkin yg gak kaya dan gak miskin, juga bingung.. duit segitu2 nya, mau diapain.
Bijaksanalah dgn pengeluaran2 yg ada.

Bagaimana masalah ini bisa sampai ke Indonesia ?

Sebagai sebuah negara dengan sistem perekonomian yang terbuka, Indonesia tidak
bisa mangkir dari gejolak tersebut. Mau tak mau, Indonesia akan terimbas dengan
semua kondisi dunia tersebut.

Pengamat valas Farial Anwar menjelaskan, hal itu disebabkan karena jika sebuah
fund manager asing menderita kerugian disuatu negara, maka dia akan melakukan
profit taking pada investasinya di negara lain.

Mereka menjual saham, Surat Utang Negara yang hasilnya untuk membeli dolar.
Nah, dolar itulah yang digunakan untuk menambah likuiditas meraka.

"Jadi sekarang mereka sedang melakukan rebalancing. Permintaan dolar meningkat
dalam beberapa waktu terakhir. Akibatnya, pasar global kekurangan dolar AS karena
banyak redemption besar-besaran," jelas Farial

Farial juga menengarai gejolak di pasar finansial dunia ini tak semata bersumber dari
ruwetnya masalah subprime mortgage di AS. Kekisruhan itu juga dipicu oleh ketegangan
Cina-AS.

Seperti diketahui, AS belum lama ini mengumumkan sejumlah penarikan produk-produk
Cina dengan alasan mengandung bahan berbahaya.

Cina pun membalasnya dengan mengancam akan menjual cadangan devisanya sebesar
US$ 1,3 triliun yang sebagian besar berupa treasury bills di AS.

"Bisa dibayangkan kalau mereka melakukan itu. Dampaknya ke Indonesia, ini merupakan
akibat dari rezim devisa bebas. Jadi ada potensi krisis berkepanjangan," jelas Fahrial.


taras is offline   Reply With Quote