View Single Post
Old 03-11-2007, 03:47 PM   #1
9 Naga
NAC MEMBER
 
Join Date: Jan 2006
Location: Pulau Naga
Posts: 74
Exclamation Hoby Arwana di Kritik

Hoby Arwana di Kritik di salah tulisan kolom potret, http://community.kompas.com/index.ph...072&section=94 , 8 Maret 2007.

Arwana untuk Hoki dan Hoby ?

Penangkaran atau praktek apapun yang mencerabut binatang dari alam liarnya apalagi semata untuk tujuan komersial, dikecam sebagai bentuk pemerkosaan terhadap binatang.

Keritik tajam itu berdasarkan postulat bahwa binatang juga punya hak (untuk hidup di alam liar) dan manusia tidak boleh begitu saja merampas hak tersebut. Binatang liar yang dimasukkan dan dibesarkan di penangkaran atau dipelihara lalu jadi jinak akan kehilangan keaseliannya yaitu sifatnya yang liar.

Argumen lain yang mendasari kecaman itu ialah binatang bisa merasakan sakit dan stres. Manusia, berdasarkan tanggung jawab moralnya, tidak boleh menimbulkan penderitaan (rasa sakit dan stres) yang tidak perlu pada binatang.

Persoalan etika lingkungan itu terlintas di benak ketika beberapa waktu lalu saya mengikuti kegiatan orang-orang yang tergabung dalam komunitas pemelihara dan penangkar ikan arwana (scleropages formosus) di Jalan Gunung Sahari, daerah Jakarta Utara.

Anggota komunitas ini memelihara dan menangkar arwana dalam akuarium dan kolam. Mereka tergabung dalam N1wan Arwana Club (NAC) dan punya media komunikasi berupa situs web N1wanred.com serta aneka kegiatan off line antara lain berupa arisan, kontes arwana dan diskusi serta seminar tentang teknik memelihara arwana.
"Kalau anggota di on line sekitar 3.800 orang dari seluruh Indonesia tetapi yang aktif ikut kegiatan off line di Jakarta hanya 30 sampai 35 orang," kata Niwan, perintis NAC dan pengagas N1wanred.com.

Anggota komunitas ini, kata Niwan, umumnya laki-laki, berusia antara 20- 50 tahun dengan beragam latar belakang. "Ada pengusaha, penyiar, karyawan." kata Niwan yang punya ruko tiga lantai berisi koleksi ikan arwana di daerah Gunung Sahari.
Mengapa harus memelihara atau menangkar arwana yang menurut wikipedia.com, jenis ikan ini telah masuk dalam daftar spesies langka yang berstatus terancam punah oleh IUCN (The International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) tahun 2004?

Anggota NAC umumnya menjawab, mereka memelihara atau menangkar ikan arwana untuk hobi sekaligus investasi. Edy, seorang anggota komunitas itu, bercerita ia pernah memelihara arwana di kantor. Untuk itu ia menggotong akuarium mini. Tidak diprotes oleh atasan Anda? "Kebetualan di cabang itu, atasannya ya saya jadi gak ada masalah," katanya sambil tersenyum.

Menurut dia, arwana itu indah. Keindahan arwana membantu dia dalam mengatasi ketegangan atau stres akibat beban kerja yang menumpuk.

Alasan lain, nilai jual kembali ikan arwana tidak pernah jatuh. "Harganya stabil, tidak seperti ikan-ikan lain. Jadi kita menikmati kecantikan ikan tapi duit juga tidak hilang," kata Rudi, seorang anggota yang lain.

Ikan arwana yang warna merah menjadi primadona. Ikan jenis ini yang berukuran 15 sampai 20 centimeter harga pasarannya bisa mencapai Rp 6 juta. Harga arwana bisa berlipat-lipat bila ikan itu menang kontes, ukuran badannya proporsional, siripnya berbentuk gayung panjang, total panjang badannya di atas 50 centimeter, ekor lebar dan tentu saja berwarna merah cerah. Ikan yang masuk kategori seperti ini harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Maka, orang-orang pun berupaya sedemikian rupa agar ikan peliharaan atau tangkarannya bisa bertumbuh proposinal, sehat, serta warna merahnya tidak pucat atau kusam. Untuk itu mereka mencari literatur, mengikuti diskusi atau seminar secara rutin serta menjadi anggota terdaftar di N1wanred.com. Di situs web itu mereka mencari tahu, membagi pengalaman dan pengetahuannya tentang makanan apa saja yang bisa menghasilkan warna merah yang cantik serta bagaimana menjaga agar tingkat keasaman air dalam kolam atau akuarium bisa mendekati kadar keasaman air tawar di habitat asli ikan arwana di pedalaman Kalimantan, Sumatra atau Papua.

Hans T Winata yang sehari-hari menggeluti dunia otomotif misalnya, fasih berbicara soal bagaimana agar warna ikan bisa merah cerah dan cantik. Menurut dia, warna ikan sangat tergantung pada unsur genetik, perawatan, dan jenis makanan yang diberikan. Dua hal terakhir, yaitu makanan dan perwatan, harus dipahami betul jika ingin ikan yang dipelihara tidak mati lemas dan menderita rugi besar.

Harga arwana juga melangit karena sebagian masyarakat keturunan Tionghoa pecaya, ikan arwana bisa membawa keberuntungan bagi mereka yang memeliharanya. Ikan arwana juga disebut ikan naga karena dikait-kaitkan dengan naga dalam mitologi Cina.
Ikan arwana telah menjadi komoditas perdagangan bernilai tinggi, terutama sebagai ikan akuarium di Asia. Maka, tidak heran kalau jumlah spesies ikan itu dilaporkan berkurang cepat

Habitat asli ikan arwana di Indonesia hanya ada di sungai-sungai air tawar di pedalaman Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Ikan ini hidup pada tepian sungai yang ditumbuhi pepohonan seperti pohon engkana, putat, rasau, dan entangis. Pepohonan tersebut memiliki akar di dasar sungai dengan batang pohon di dalam air, tetapi daun-daunnya rimbun ke atas. Di lingkungan seperti inilah ikan arwana berkembang biak.

Di Kalimantan Barat, ikan ini banyak dijumpai di Kabupaten Kapuas Hulu, di daerah yang banyak hutan rawa dan dasar tanahnya berkapur. Sementara di Sumatera Selatan ditemukan di daerah rawa banjiran yang dasar tanahnya bergambut.

Menurut wikipedia.com ikan arwana hanya ada di Asia Tenggara dan umunya berwarna keperak-perakan. Ada empat variasi warna arwana yaitu hijau (ditemukan di Vietnam, Birma, Thailand, dan Malaysia), emas dengan ekor merah (ditemukan di Indonesia), emas (ditemukan di Malaysia), dan merah (ditemukan di Indonesia)

Anda tergiur memelihara atau menangkar arwana? Saya tidak, apalagi hanya untuk hobi atau maksud komersial. Binatang seperti itu tempatnya di alam liar.

Penulis: Egidius Patnistik
9 Naga is offline   Reply With Quote