Itulah sebabnya kendati Malaysian Golden sudah dikembangkan secara besar2an di Sumatera dan Kalimantan, mereka hanya bisa export, karena kalau dijual domestik, maka peminat disini akan berkata : kok teh (manis)nya tawar ya??, alias sudah makan bolu manis duluan sich...
Quote:
Originally Posted by aroindah
Bukan salah arowania Indonesia tidak mau mengembangkan Malaysian Golden. Tapi apa boleh buat, ibarat habis makan bolu manis lalu minum teh manis, tehnya menjadi rasa tawar...
Kalau sudah pertama kena racun super red, maka semua varietas lain menjadi tawar. Tapi kalau pasien pertama kena golden, dia masih bisa kena racun super red ( salah satu pasien adalah saya), kendati racun golden tidak hilang dan masih bisa dinikmati.
Kemudian dalam perkembangannya, racun itu juga meningkat dosisnya, setelah lihat warnanya kemudian berkembang ke sirip dan bentuk badannya, kemudian liat yang king, bongkok dls. Kalau sudah tahap ini, maka golden akan semakin tawar....
Arowania Malaysia pertama kena racun golden XB, tapi ketika melihat super red mereka masih bisa teracun lagi. Itulah bedanya arowania Indonesia, mereka kena pertama dengan racun super red dan itu sangat melumpuhkan dan mematikan....!
|