Home News Articles Forum Member Profile Agent About Us Contact Us
 » Recent Photo Posts

Go Back   N1wanRed FORUMS > LAIN-LAIN > Be Bas
Register FAQ Members List Calendar Search Today's Posts Mark Forums Read

Be Bas Forum diskusi bebas topik apa saja (akan dibuat sub forum khusus jika aktif)

Reply
 
Thread Tools
Old 06-28-2006, 02:45 PM   #16
KoKo (3087)
NAC 009
 
KoKo's Avatar
 
Join Date: Aug 2004
Location: Delle Alpi_TebeT
Posts: 2,914
Default Re: Sistem Kelulusan UN

sptnya ini menjadi menu "wajib" jika seorg pejabat di tingkat pendidikan berganti, kl inget jaman dulu pernah ada pengunduran kenaikan kelas yg digeser dr desember ke juni dan kebijakan2 spt yg ada skrg ini...setuju dgn pendapat rekan2 dimana butuh waktu utk menerapkan sebuah kebijakan baru
__________________
" Stand Up Speak Up "
KoKo is offline   Reply With Quote
Old 06-28-2006, 04:17 PM   #17
adipurwanto (2860)
NAC 031
 
adipurwanto's Avatar
 
Join Date: Jul 2005
Location: Pamulang City
Posts: 2,404
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Terlepas dari adanya kekurangan dari para pelaksana pendidikan dan penguasa kita, saya pribadi sih setuju saja ada standard nilai tertentu yg harus dilewati semua siswa. Kalau tidak, bagaimana kualitas pendidikan kita mau maju.

Kalau saya lihat di TV, banyak siswa yg tidak lulus pada protes, bahkan ada satu kalimat yg (menurut saya) sangat lucu yg terlontar dari siswa seperti: "Hasil belajar 3 tahun lenyap karena ujian 3 jam" (kira2 begitu lah.. lupa detailnya).

Kenapa saya anggap lucu? Coba anda semua bayangkan, kalau anda ikut UMPTN, sebetulnya sama saja kan? Kita belajar dari mulai SD malah, 12 TAHUN !!! lenyap begitu saja karena UMPTN tidak lulus. Apakah ini tidak adil? Menurut saya justru disini letak keadilannya. Orang2 yg sudah bersusah payah belajarlah yg memang layak untuk mendapat kursi tsb (terlepas dari berbakat atau tidaknya seseorang di bidang yg diambilnya tsb).

Lebih jauh lagi, di dunia kerja. Bukankah begitu banyak lulusan SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, bahkan S3 bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
Tetap ada seleksi bukan? Yg terbaiklah yg dipilih oleh perusahaan2 tsb. Ini menurut saya sudah menjadi hukum alam.

So... bagi saya adalah sangat konyol ketika ada cerita anak SMA membakar sekolahnya karena tidak lulus UN, bahkan ada yg depresi dan bunuh diri. Ini menunjukkan bahwa mereka belum siap untuk dewasa dan belum siap untuk menghadapi "dunia" yg sebenarnya, penuh dgn persaingan. Bagaimana anak2 seperti ini bisa diharapkan untuk membangun negeri yg sedang terpuruk? Bahkan untuk mengontrol diri sendiri saja tidak bisa.

Coba kita liat kebelakang ketika jaman kita dahulu Ebtanas hanya sekedar formalitas, apa hasilnya? Ya kita2 ini lah yg ternyata kurang bisa bersaing dgn negara lain.

Menurut saya, ujian2 seperti ini sangat perlu utk meningkatkan mutu pendidikan di negara kita. Mengenai standard nilai dan mata pelajaran yg wajib lulus dll mungkin perlu difikirkan lagi agar anak2 yg berbakat di bidang lain yg mungkin pelajaran seperti matematika tidak terlalu penting (contohnya dunia seni mungkin) tetap dapat lulus dan melanjutkan kuliah atau bekerja di bidang yg di kuasainya.

Demikian menurut pendapat saya, mohon maaf jika ada kata2 yg salah.
adipurwanto is offline   Reply With Quote
Old 06-28-2006, 04:39 PM   #18
Gaga (2719)
NAC 005
 
Gaga's Avatar
 
Join Date: Dec 2004
Location: Jakarta
Posts: 1,979
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by adipurwanto
Terlepas dari adanya kekurangan dari para pelaksana pendidikan dan penguasa kita, saya pribadi sih setuju saja ada standard nilai tertentu yg harus dilewati semua siswa. Kalau tidak, bagaimana kualitas pendidikan kita mau maju.

Kalau saya lihat di TV, banyak siswa yg tidak lulus pada protes, bahkan ada satu kalimat yg (menurut saya) sangat lucu yg terlontar dari siswa seperti: "Hasil belajar 3 tahun lenyap karena ujian 3 jam" (kira2 begitu lah.. lupa detailnya).

Kenapa saya anggap lucu? Coba anda semua bayangkan, kalau anda ikut UMPTN, sebetulnya sama saja kan? Kita belajar dari mulai SD malah, 12 TAHUN !!! lenyap begitu saja karena UMPTN tidak lulus. Apakah ini tidak adil? Menurut saya justru disini letak keadilannya. Orang2 yg sudah bersusah payah belajarlah yg memang layak untuk mendapat kursi tsb (terlepas dari berbakat atau tidaknya seseorang di bidang yg diambilnya tsb).

Lebih jauh lagi, di dunia kerja. Bukankah begitu banyak lulusan SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, bahkan S3 bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
Tetap ada seleksi bukan? Yg terbaiklah yg dipilih oleh perusahaan2 tsb. Ini menurut saya sudah menjadi hukum alam.

So... bagi saya adalah sangat konyol ketika ada cerita anak SMA membakar sekolahnya karena tidak lulus UN, bahkan ada yg depresi dan bunuh diri. Ini menunjukkan bahwa mereka belum siap untuk dewasa dan belum siap untuk menghadapi "dunia" yg sebenarnya, penuh dgn persaingan. Bagaimana anak2 seperti ini bisa diharapkan untuk membangun negeri yg sedang terpuruk? Bahkan untuk mengontrol diri sendiri saja tidak bisa.

Coba kita liat kebelakang ketika jaman kita dahulu Ebtanas hanya sekedar formalitas, apa hasilnya? Ya kita2 ini lah yg ternyata kurang bisa bersaing dgn negara lain.

Menurut saya, ujian2 seperti ini sangat perlu utk meningkatkan mutu pendidikan di negara kita. Mengenai standard nilai dan mata pelajaran yg wajib lulus dll mungkin perlu difikirkan lagi agar anak2 yg berbakat di bidang lain yg mungkin pelajaran seperti matematika tidak terlalu penting (contohnya dunia seni mungkin) tetap dapat lulus dan melanjutkan kuliah atau bekerja di bidang yg di kuasainya.

Demikian menurut pendapat saya, mohon maaf jika ada kata2 yg salah.
Gini Bos ....

Ada 1 anak namanya Joni, sehat jasmani dan rohani karena orang tua mampu membeli makanan bergizi, jadi murid di SMP mahal di Jakarta yg semua gurunya lulusan S1, sekolah dilengkapi dgn lab. fisika, kimia, biologi, matematika dan bahasa. Gaji guru di sekolah Joni cukup besar, jadi sang guru yg perlu sibuk cari sampingan dgn ngajar di banyak sekolah.

Ada 1 anak lagi namanya Udin, kurang sehat jasmani dan rohani karena orang tua hanya mampu kasih makan sekali hari, jadi murid di SMP pedalaman Kalimantan, yg sekolahnya nyaris rubuh dan sering banjir. Tak satu pun gurunya yg sarjana, kebanyakan hanya lulusan SPG. Gaji gurunya hanya cukup buat seminggu, terpaksa sang guru ngajar di empat sekolah. Perhatian terhadap SMP tempat Udin belajar mau tidak mau agak kurang.

Adilkah kalau si Joni dan si Udin, di test dgn soal dan standart yg sama untuk menentukan siapa yg lulus dan siapa yg tidak lulus?

Satu lagi ....

Tiga hari setelah gempa melanda Bantul dan Klaten, anak-anak SD disana tetap "dipaksa" untuk ikut UAN. Rumah hancur, baju sekolah tidak ada, alat tulis tidak ada. Jangankan belajar, tidur pun mereka tidak bisa. Adilkah kalau anak-anak Bantul dan Klaten ini di test dgn soal dan standart yg sama dengan anak-anak lain yg daerahnya tidak kena gempa?

Menurut saya standarisasi dalam dunia pendidikan sangat penting, tapi jgn hanya standarisasi ujian akhirnya saja. Proses pendidikannya juga harus distandarkan, mulai dari kualitas guru, fasilitas sekolah dan lain-lain. Kalau kualitas proses pendidikan di tiap daerah sudah merata, baru boleh kita bicara ujian nasional yg distandartkan.

Thanks
Gaga
Gaga is offline   Reply With Quote
Old 06-28-2006, 05:47 PM   #19
Emil (1730)
NAC 063
 
Emil's Avatar
 
Join Date: Dec 2005
Location: Karawaci
Posts: 852
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Ini menjadi pelajaran bagi kita para orang tua menyikapi adanya UAN...Memilih sekolah yang pas untuk anak2 adalah hal yang penting, terlepas dari mahal dan bagus atau tidaknya disekolah tsb...Coba bayangkan saya dengar ada beberapa sekolah yang tidak seorangpun muridnya lulus UAN, lha selama 3 tahun mereka ngapain saja, pasti ada yang tidak beres dalam sistim pendidikan ditempat tsb...? Untuk sekolah macam ini rasanya patut untuk dibubarkan agar para murid tidak sia2 buang waktu dan biaya untuk menghidupi sekolah tsb...Soal lulus dan tidak lulus ujian sekolah/nasional dari jaman dulu sudah ada dan itu biasa karena ada anak yang rajin belajar dan malas belajar, hanya kini jadi heboh karena persentasenya yang tidak wajar....Saya setuju dengan pendapat bro Gaga soal standarisasi pelajaran/pendidikan dan saya juga setuju dengan pendapat Adipur bahwa anak2 jangan dibuat cengeng dan manja.... ...
Emil is offline   Reply With Quote
Old 06-28-2006, 06:04 PM   #20
Gaga (2719)
NAC 005
 
Gaga's Avatar
 
Join Date: Dec 2004
Location: Jakarta
Posts: 1,979
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by Emil
Ini menjadi pelajaran bagi kita para orang tua menyikapi adanya UAN...Memilih sekolah yang pas untuk anak2 adalah hal yang penting, terlepas dari mahal dan bagus atau tidaknya disekolah tsb...Coba bayangkan saya dengar ada beberapa sekolah yang tidak seorangpun muridnya lulus UAN, lha selama 3 tahun mereka ngapain saja, pasti ada yang tidak beres dalam sistim pendidikan ditempat tsb...? Untuk sekolah macam ini rasanya patut untuk dibubarkan agar para murid tidak sia2 buang waktu dan biaya untuk menghidupi sekolah tsb...Soal lulus dan tidak lulus ujian sekolah/nasional dari jaman dulu sudah ada dan itu biasa karena ada anak yang rajin belajar dan malas belajar, hanya kini jadi heboh karena persentasenya yang tidak wajar....Saya setuju dengan pendapat bro Gaga soal standarisasi pelajaran/pendidikan dan saya juga setuju dengan pendapat Adipur bahwa anak2 jangan dibuat cengeng dan manja.... ...
Bos...

Bagaimana komentar kita tentang soal UAN yg selalu bocor dari tahun ke tahun? Anak kita kita yg sudah pontang panting belajar hanya dapat nilai 6,5, sedangkan anak lain santai-santai main layangan tapi dapat nilai 10 karena megang bocoran soal.

Bagaimana pula komentar kita tentang guru-guru yg membantu siswanya menjawab soal UAN, karena kepala sekolah (bahkan kepala daerah) akan marah kalau prosentase yg tidak lulus di sekolah/di daerah tertentu angkanya besar.

Saya dulu kuliah di IKIP, pernah menjadi guru dan dosen. Salah satu sebab saya frustasi dan berhenti adalah karena pemerintah hanya memperhatikan hasil pendidikan tapi tidak pernah memperhatikan prosesnya. Yang jadi menteri pendidikan selalu militer, teknokrat dan pengusaha. Ngga ada menteri pendidikan kita yg latar belakangnya dari dunia pendidikan. Terus terang saya rada "malu" mendengar komentar Yusuf Kala dan Abu Rizal Bakri tentang hasil UAN. Komentar mereka semakin memperjelas latar belakang mereka sebagai "bisnis man" yg hanya peduli pada hasil tapi tak pernah mau berfikir tentang proses.

Thanks
Gaga
Gaga is offline   Reply With Quote
Old 06-28-2006, 06:18 PM   #21
Gaga (2719)
NAC 005
 
Gaga's Avatar
 
Join Date: Dec 2004
Location: Jakarta
Posts: 1,979
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by Dragons
Matematika jeblok jadi dokter, salah2 yg ada salah operasi dokternya, maunya potong atas, yg dipotong bawahnya, penyesalan seumur hidup lah
Bagiaman dgn Einsten yg waktu sekolah nilai matematikanya jeblok, tapi pada akhirnya mampu menemukan teori relativitas?
Gaga is offline   Reply With Quote
Old 06-28-2006, 06:32 PM   #22
Emil (1730)
NAC 063
 
Emil's Avatar
 
Join Date: Dec 2005
Location: Karawaci
Posts: 852
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by Gaga
Bos...

Bagaimana komentar kita tentang soal UAN yg selalu bocor dari tahun ke tahun? Anak kita kita yg sudah pontang panting belajar hanya dapat nilai 6,5, sedangkan anak lain santai-santai main layangan tapi dapat nilai 10 karena megang bocoran soal.

Bagaimana pula komentar kita tentang guru-guru yg membantu siswanya menjawab soal UAN, karena kepala sekolah (bahkan kepala daerah) akan marah kalau prosentase yg tidak lulus di sekolah/di daerah tertentu angkanya besar.

Saya dulu kuliah di IKIP, pernah menjadi guru dan dosen. Salah satu sebab saya frustasi dan berhenti adalah karena pemerintah hanya memperhatikan hasil pendidikan tapi tidak pernah memperhatikan prosesnya. Yang jadi menteri pendidikan selalu militer, teknokrat dan pengusaha. Ngga ada menteri pendidikan kita yg latar belakangnya dari dunia pendidikan. Terus terang saya rada "malu" mendengar komentar Yusuf Kala dan Abu Rizal Bakri tentang hasil UAN. Komentar mereka semakin memperjelas latar belakang mereka sebagai "bisnis man" yg hanya peduli pada hasil tapi tak pernah mau berfikir tentang proses.

Thanks
Gaga
Pendapat mereka itu sebenarnya betul bahwa hasil (UAN) itu merupakan suatu proses(belajar/mengajar), hanya sayang mereka tidak tahu bahwa prosesnya itu masih amburadul...
Kembali ke topik semula, kalau tidak salah materi UAN tahun ini adalah 3 mata pelajaran yaitu : Bahasa Indonsia, Bahasa Inggris dan Matematika. Kalau Bhs Indonesia 90
Bhs Inggris 90 dan
Matematika 35
maka seharusnya nilai UAN nya adalah 7,1 dan ini pasti lulus, kecuali bila ditetapkan dimata pelajaran tsb tidak boleh ada angka dibawah 4,25 (batas nilai UAN )....
Pusing juga membayangkan ketiga nilai tsb bisa dibawah 4,25..ada yang salah nih entah apanya kalau mengingat ketiga mata pelajaran tsb diajarkan selama 3 tahun disekolah...pakar pendidikan mesti turun tangan.... ....
Emil is offline   Reply With Quote
Old 06-28-2006, 06:35 PM   #23
adipurwanto (2860)
NAC 031
 
adipurwanto's Avatar
 
Join Date: Jul 2005
Location: Pamulang City
Posts: 2,404
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by Gaga
Gini Bos ....

Ada 1 anak namanya Joni, sehat jasmani dan rohani karena orang tua mampu membeli makanan bergizi, jadi murid di SMP mahal di Jakarta yg semua gurunya lulusan S1, sekolah dilengkapi dgn lab. fisika, kimia, biologi, matematika dan bahasa. Gaji guru di sekolah Joni cukup besar, jadi sang guru yg perlu sibuk cari sampingan dgn ngajar di banyak sekolah.

Ada 1 anak lagi namanya Udin, kurang sehat jasmani dan rohani karena orang tua hanya mampu kasih makan sekali hari, jadi murid di SMP pedalaman Kalimantan, yg sekolahnya nyaris rubuh dan sering banjir. Tak satu pun gurunya yg sarjana, kebanyakan hanya lulusan SPG. Gaji gurunya hanya cukup buat seminggu, terpaksa sang guru ngajar di empat sekolah. Perhatian terhadap SMP tempat Udin belajar mau tidak mau agak kurang.

Adilkah kalau si Joni dan si Udin, di test dgn soal dan standart yg sama untuk menentukan siapa yg lulus dan siapa yg tidak lulus?

Satu lagi ....

Tiga hari setelah gempa melanda Bantul dan Klaten, anak-anak SD disana tetap "dipaksa" untuk ikut UAN. Rumah hancur, baju sekolah tidak ada, alat tulis tidak ada. Jangankan belajar, tidur pun mereka tidak bisa. Adilkah kalau anak-anak Bantul dan Klaten ini di test dgn soal dan standart yg sama dengan anak-anak lain yg daerahnya tidak kena gempa?

Menurut saya standarisasi dalam dunia pendidikan sangat penting, tapi jgn hanya standarisasi ujian akhirnya saja. Proses pendidikannya juga harus distandarkan, mulai dari kualitas guru, fasilitas sekolah dan lain-lain. Kalau kualitas proses pendidikan di tiap daerah sudah merata, baru boleh kita bicara ujian nasional yg distandartkan.

Thanks
Gaga
Makanya saya mengawalinya dgn kata2 "terlepas dari segala kekurangan pelaksana pendidikan dan pemerintah kita", karena utk yg satu ini memang kesalahan mendasar dari sistem pendidikan di negara kita.

Saya lebih menyorot ke arah perlunya standardisasi kelulusan supaya outputnya bagus, tidak asal lulus (karena topik awalnya menyorot kesini), karena terkesan banyak pihak yg mengharapkan tidak perlu ada standard nilai tertentu untuk lulus SMP dan SMA.

Gak adil donk, anak2 kelas 1 dan kelas 2 bisa gak naik kelas, tapi yg kelas tiga PASTI LULUS. Kayaknya kelas 3 itu udah titik aman, gak mungkin gak naek kelas. Serasa ikutan kuis Who Wants to be a milliioner aja ada titik amannya.

Mengenai anak2 korban bencana sih saya setuju kalau ada keringanan, karena memang kondisinya tidak memungkinkan. Tapi utk yg lain, apalagi yg di kota2 besar seperti jakarta, gak lucu kalau masih manja pengen gak ada standardisasi kelulusan padahal di sekolah kerjaan tiap hari cuman merancang mau tawuran sama sekolah mana lagi...

Mungkin terlihat tidak adil melihat kenyataan bahwa kualitas guru dan fasilitas sekolah masih tidak merata, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi donk? Kalau menunggu kualitasnya merata mah gak mulai2 bos. Mendingan berjalan paralel saja, membenahi sarana dan prasarana, tetapi standardisasi kelulusan juga tetap dijalankan, sebagai pembelajaran bahwa nanti dunia kerjapun bakal seperti ini, tetap ada seleksi. Sehingga mereka terpacu utk memberikan yg terbaik.

Saya sempat berdiskusi dgn seorang rekan, dia bertanya, setuju gak kalau standard kelulusan ditetapkan oleh sekolah masing2, atau daerah masing2 mengingat tidak seragamnya sarana dan prasarana sekolah.

Saya jawabnya simple saja, kalau dibuat begitu, bisa jadi soal2nya dibuat supaya anak2nya lulus semua donk.

Yg menjadi kekhawatiran saya adalah begitu mereka menginjak dunia kerja, mereka baru menyadari kalau sebenarnya mereka itu jago kandang. Ranking 1 di daerahnya, tapi begitu ke daerah lain babak belur. Ini malah membuat masa depan mereka lebih hancur lagi menurut saya sih. Saya rasa kita semua sudah melihat bukti nyata dari kasus ini kan?
adipurwanto is offline   Reply With Quote
Old 06-28-2006, 06:56 PM   #24
Emil (1730)
NAC 063
 
Emil's Avatar
 
Join Date: Dec 2005
Location: Karawaci
Posts: 852
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by adipurwanto
Yg menjadi kekhawatiran saya adalah begitu mereka menginjak dunia kerja, mereka baru menyadari kalau sebenarnya mereka itu jago kandang. Ranking 1 di daerahnya, tapi begitu ke daerah lain babak belur. Ini malah membuat masa depan mereka lebih hancur lagi menurut saya sih. Saya rasa kita semua sudah melihat bukti nyata dari kasus ini kan?
hehehehe jadi ingat dulu ogut di SMP negeri juara kelas terus dan disekolah juara 2 terus, tapi sewaktu masuk SMA katholik, ogut juara buntut terus, hampir nggak lulus ujian sekolah (waktu itu nggak ada ujian negara ), dan yang bikin heran ada kawan yang nyata2 nggak lulu ujian, ehh bisa masuk perguruan tinggi negeri top, lulus lagi tesnya.... ...
Emil is offline   Reply With Quote
Old 06-29-2006, 10:46 AM   #25
pethouq (630)
NAC 049
 
pethouq's Avatar
 
Join Date: Sep 2005
Location: Sidoarjo
Posts: 564
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Standarisari memang penting untuk mewujudkan kwalitas yang merata bagi anak-anak negri ini.
Tapi dengan kondisi geografis negara ini yang nyata-nyata tingkat sosial ekonominya 'tidak standard' sehingga tdk bisa menciptakan sarana dan prasarana yg standard, mungkinkah stadarisasi bisa diterapkan ???
Saat ini yang 'diadili' cuma para anak didik saja, bagaimana dengan para pendidik yang gak mampu mengantar anak didiknya menuju 'standarisasi' ..???
Adakah 'pengadilan' bagi para pendidik ???
pethouq is offline   Reply With Quote
Old 06-29-2006, 01:11 PM   #26
mimisu_worm (1989)
NAC 110
 
mimisu_worm's Avatar
 
Join Date: Apr 2006
Location: Surabaya
Posts: 1,833
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by pethouq
Standarisari memang penting untuk mewujudkan kwalitas yang merata bagi anak-anak negri ini.
Tapi dengan kondisi geografis negara ini yang nyata-nyata tingkat sosial ekonominya 'tidak standard' sehingga tdk bisa menciptakan sarana dan prasarana yg standard, mungkinkah stadarisasi bisa diterapkan ???
Saat ini yang 'diadili' cuma para anak didik saja, bagaimana dengan para pendidik yang gak mampu mengantar anak didiknya menuju 'standarisasi' ..???
Adakah 'pengadilan' bagi para pendidik ???

tapi apa itu memeng sepenuhnya salah pendidiknya, terkadang ada juga lho bro tuh anak-anak didiknya yang memang ngak suka di didik. Nah kalau gitu kondisinya apa loe masih salahin pendidiknya.
mimisu_worm is offline   Reply With Quote
Old 06-29-2006, 02:58 PM   #27
Gaga (2719)
NAC 005
 
Gaga's Avatar
 
Join Date: Dec 2004
Location: Jakarta
Posts: 1,979
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by Emil
Pendapat mereka itu sebenarnya betul bahwa hasil (UAN) itu merupakan suatu proses(belajar/mengajar), hanya sayang mereka tidak tahu bahwa prosesnya itu masih amburadul...
Kembali ke topik semula, kalau tidak salah materi UAN tahun ini adalah 3 mata pelajaran yaitu : Bahasa Indonsia, Bahasa Inggris dan Matematika. Kalau Bhs Indonesia 90
Bhs Inggris 90 dan
Matematika 35
maka seharusnya nilai UAN nya adalah 7,1 dan ini pasti lulus, kecuali bila ditetapkan dimata pelajaran tsb tidak boleh ada angka dibawah 4,25 (batas nilai UAN )....
Pusing juga membayangkan ketiga nilai tsb bisa dibawah 4,25..ada yang salah nih entah apanya kalau mengingat ketiga mata pelajaran tsb diajarkan selama 3 tahun disekolah...pakar pendidikan mesti turun tangan.... ....
Bos ....
Nilai UAN itu tidak dilihat dari rata-ratanya. Kalau matematika-nya 4,25 maka siswa tsb dinyatakan tidak lulus, walaupun nilai bahasa Indonesia dan bahasa Inggrisnya diatas 10.

Thanks
Gaga
Gaga is offline   Reply With Quote
Old 06-29-2006, 03:05 PM   #28
Gaga (2719)
NAC 005
 
Gaga's Avatar
 
Join Date: Dec 2004
Location: Jakarta
Posts: 1,979
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by adipurwanto
Makanya saya mengawalinya dgn kata2 "terlepas dari segala kekurangan pelaksana pendidikan dan pemerintah kita", karena utk yg satu ini memang kesalahan mendasar dari sistem pendidikan di negara kita.

Saya lebih menyorot ke arah perlunya standardisasi kelulusan supaya outputnya bagus, tidak asal lulus (karena topik awalnya menyorot kesini), karena terkesan banyak pihak yg mengharapkan tidak perlu ada standard nilai tertentu untuk lulus SMP dan SMA.

Gak adil donk, anak2 kelas 1 dan kelas 2 bisa gak naik kelas, tapi yg kelas tiga PASTI LULUS. Kayaknya kelas 3 itu udah titik aman, gak mungkin gak naek kelas. Serasa ikutan kuis Who Wants to be a milliioner aja ada titik amannya.

Mengenai anak2 korban bencana sih saya setuju kalau ada keringanan, karena memang kondisinya tidak memungkinkan. Tapi utk yg lain, apalagi yg di kota2 besar seperti jakarta, gak lucu kalau masih manja pengen gak ada standardisasi kelulusan padahal di sekolah kerjaan tiap hari cuman merancang mau tawuran sama sekolah mana lagi...

Mungkin terlihat tidak adil melihat kenyataan bahwa kualitas guru dan fasilitas sekolah masih tidak merata, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi donk? Kalau menunggu kualitasnya merata mah gak mulai2 bos. Mendingan berjalan paralel saja, membenahi sarana dan prasarana, tetapi standardisasi kelulusan juga tetap dijalankan, sebagai pembelajaran bahwa nanti dunia kerjapun bakal seperti ini, tetap ada seleksi. Sehingga mereka terpacu utk memberikan yg terbaik.

Saya sempat berdiskusi dgn seorang rekan, dia bertanya, setuju gak kalau standard kelulusan ditetapkan oleh sekolah masing2, atau daerah masing2 mengingat tidak seragamnya sarana dan prasarana sekolah.

Saya jawabnya simple saja, kalau dibuat begitu, bisa jadi soal2nya dibuat supaya anak2nya lulus semua donk.

Yg menjadi kekhawatiran saya adalah begitu mereka menginjak dunia kerja, mereka baru menyadari kalau sebenarnya mereka itu jago kandang. Ranking 1 di daerahnya, tapi begitu ke daerah lain babak belur. Ini malah membuat masa depan mereka lebih hancur lagi menurut saya sih. Saya rasa kita semua sudah melihat bukti nyata dari kasus ini kan?
Bos, saya juga ngga setuju kalau semua anak harus lulus itu sih konyol namanya) Yang saya ngga setuju adalah kalau standar kelulusan nasional dibuat dgn mengabaikan variabel-variabel lain yg ada di masing-masing daerah atau sekolah. Karena kondisi masing-masing daerah atau sekolah masih belum sama. Kenapa belum sama? Karena pemerintah ngga pernah serius mikirin pendidikan, mereka lebih seneng ngurusin RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi.

Kenapa sih yg dibuat harus standarisasi kelulusan? Kenapa yg dibuat bukan standarisasi proses belajar/mengajar? Karena saya sangat yakin kalau proses belajar mengajar berjalan dgn baik, maka pasti hasilnya akan baik pula.

Mau UAN seminggu tiga kali, tapi kalau kualitas pendidikan kita masih begini, tetep aja semuanya pada jadi jago kandang.

Thanks
Gaga
Gaga is offline   Reply With Quote
Old 06-29-2006, 03:11 PM   #29
pethouq (630)
NAC 049
 
pethouq's Avatar
 
Join Date: Sep 2005
Location: Sidoarjo
Posts: 564
Default Re: Sistem Kelulusan UN

sabar mas..
pethouq is offline   Reply With Quote
Old 06-29-2006, 03:49 PM   #30
Gaga (2719)
NAC 005
 
Gaga's Avatar
 
Join Date: Dec 2004
Location: Jakarta
Posts: 1,979
Default Re: Sistem Kelulusan UN

Quote:
Originally Posted by pethouq
sabar mas..
Sori Mas, aku nesu nih ...
Soalnya banyak orang yg mengira kualitas pendidikan cukup dijaga di hilirnya saja, tanpa pernah berfikir tentang kondisi hulu
Gaga is offline   Reply With Quote
Reply


Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests)
 
Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

vB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off
Forum Jump


All times are GMT +7. The time now is 07:02 AM.


Powered by vBulletin® Version 3.6.5
Copyright ©2000 - 2024, Jelsoft Enterprises Ltd.
N1wanRed.com
Red2Black Style By: Chefhost.com