View Single Post
Old 03-14-2007, 03:07 PM   #83
Gaga
NAC 005
 
Gaga's Avatar
 
Join Date: Dec 2004
Location: Jakarta
Posts: 1,979
Default Re: Hoby Arwana di Kritik

Sepertinya penulis yakin banget kalau jarangnya Super Red RTG di Kalimantan dan Sumatera semata-mata disebabkan oleh perburuan indukan untuk kepentingan peternakan.

Bagaimana menurut dia dengan makin jarangnya ikan bilis di danau singkarak? Bagaimana dengan makin jarangnya ikan baung dan ikan garing di sungai batanghari? Bagaimana dengan makin jarangnya ikan pesut di mahakam? Apakah juga karena adanya perburuan indukan untuk kebutuhan penangkaran?

Menurut saya makin jarangnya Super Red dan RTG bukan semata-mata karena adanya perburuan indukan. Dari berbagai referensi yg ada kita bisa tahu bahwa dalam kurun waktu 15 tahun terakhir sudah tidak pernah lagi terlihat indukan dihabitat aslinya. Rusaknya habitat asli mereka justru jadi penyebab utama makin jarangnya populasi ikan ini. Kanan kiri sungai sudah jadi kampung, hulu sungai sudah jadi tambang minyak, emas dan batubara. Selain itu, berbeda dgn Lou Han yg sekali bertelur jumlahnya bisa ribuan, maka telur arowana jumlahnya hanya puluhan saja.

Karena kondisi-kondisi inilah, maka "perbanyakan" Super red dan RTG dipindahkan dari habitat aslinya ke penangkaran-penangkaran. TIdak sembarang farm ikan hias bisa dan boleh menangkarkan arowana, dibutuhkan izin khusus dari lembaga dalam dan luar negeri. Tiap kali mereka berhasil menetaskan arowana, sebagian anakan wajib dikembalikan ke habitatnya. Sedangkan sisanya dapat diuangkan untuk membiayai ongkos perternakan yg angka tidak kecil.

Sebetulnya tidak sembarangan toko ikan hias bisa menjual Super red dan Golden Red. Tidak semua farm bisa ekspor arowana keluar negeri.

Yg perlu kita koreksi adalah :
1. Apakah betul farm-farm yg ada sekarang sudah mengembalikan sebagian hasil ternaknya ke habitat asli? Dan kalau dikembalikan ke habitatnya siapa yg jaga'in?
2. Masih ada toko-toko ikan hias yg tidak mengantongi izin nekad jual Super red dan Golden red.
3. Masih saja ada orang-orang yg nekad menyelundupkan arowana.

Sayang kita udah ngga bisa lagi kasih komentar di Kompas Community. Padahal saya mau nanya ke si penulis, kapan terakhir dia makan kepiting, kerang, kerapu, lobster, tuna dan lain-lain. Tidakah sebaiknya mereka juga dibiarkan hidup di habitat aslinya? BUkankah manusia tidak boleh menyakiti mahluk hidup lainya

Thanks
Gaga
Gaga is offline   Reply With Quote