View Single Post
Old 03-14-2007, 01:33 PM   #75
dhlee
NAC 125
 
Join Date: Oct 2006
Location: east taiwan
Posts: 5,179
Default Re: Hoby Arwana di Kritik

ada balasan tuh dari penulisnya.. kayanya keras juga orangnya ya. bacanya juga rada kesel sih.. hehehe

dari egidius dikolom kompas..

Saya keluar kota beberapa hari terakhir dan tidak sempat berhubungan dengan internet. Ternyata ada yang keberatan dengan apa yang saya tulis, terutama mengenai persoalan etika lingkungan yang saya ajukan di awal dan akhir tulisan. Wah, seru ya. Diskusinya hangat. Terimakasih atas perhatian Anda semua atas artikel ini.
Dalam artikel ini, lebih dari sekadar soal Arwana, saya mengangkat persoalan etis (etika lingkungan). Soalnya bukan apakah Anda mengerti (pelihara) arwana dan saya tidak, apalagi cuma mempersoalkan siapa sih yang mengajukan kecaman. Inti masalahnya adalah ada persoalan etis (etika lingkungan) serius dalam praktek penangkaran satwa liar yang motif utamanya hanya untuk hoby dan komersial. Ikan arwana, habitat aslinya bukan di akuarium atau penangkaran tetapi di sungai-sungai di pedalaman Kalimatan, Sumatra dan Papua. Binatang juga berperasaan (bisa merasakan sakit dan stres). Manusia punya kewajiban moral untuk tidak menimbulkan penderitaan yang tidak perlu terhadap binatang sebagaimana juga terhadap sesamanya (manusia tidak boleh jahat terhadap sesama bukan?).
Tapi, kalau tujuannya untuk pelestarian seperti yang dilakukan terhadap penyu langka di Bali, tentu saja harus didukung. Penyu-penyu itu dikembangbiakan dan pada saatnya dilepas lagi ke alam bebas.
Satu hal lagi, ada orang yang mengambil atau memelihara ikan dalam akuarium atau binatang apalah yang tadinya hidup di alam liar atau bebas lalu orang-orang itu menyebut diri mereka sebagai penyayang atau pencinta bintang. Benarkah? Menurut saya itu klaim yang menyesatkan. Orang-orang seperti itu bukan penyayang binatang tetapi penyayang dirinya sendiri. Kalau betul sayang atau cinta binatang, biarkanlah binatang itu hidup di habitat aslinya, jangan mempersempit ruang geraknya dalam akuarium atau merubah karakter liarnya yang semula suka memburu makanan/ mangsa dengan memberinya makan secara terjadwal.
Selanjtunya, menurut saya, pertanyaan yang harus diajukan adalah mengapa arwana merah (Super red)di perairan Kalimantan, arwana emas (Red Tail Golden) di perairan Sumatera menjadi sulit ditemukan lagi di habitat aslinya sekarang ini. Apakah bukan karena adanya penangkapan secara besara-besaran untuk tujuan komersial? Bahwa banyak orang masih bisa menikmati keindahan arwana di akuarium sementara di habitat aslinya punah, itu juga soal. Arwana yang tadinya bisa dinikmati keindahannya oleh siapa saja di pedalaman Kalimantan misalnya, sekarang menjadi binatang yang terkungkung dalam akuriaum dan hanya dinikmati oleh orang dalam jumlah terbatas.
Pendekatanya semestinya holistik, tidak semata-mata dari sudut pandang manusia. Kalau sudut pandangnya parsial, sepenggal-penggal saja, kerusakan lingkungan kian parah. Banjir dan longsor di mana-mana, banyak spesies juga akan punah.
dhlee is offline   Reply With Quote