Home | Gallery | News | Articles | Forum | Member Profile | Agent | About Us | Contact Us |
» Recent Photo Posts |
|
|
General Arwana Forum Diskusi masalah-masalah arwana pada umumnya |
|
Thread Tools |
11-27-2006, 11:02 PM | #16 |
NAC 119
Join Date: May 2006
Location: Depok
Posts: 1,010
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Ikutan nih.Gw juga ada artikel tentang bisnis arwana.
Benar2 sangat menggiurkan. http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=477&_dad=portal30 &_schema=PORTAL30&pared_id=339 592&patop_id=O03 Mereguk dolar dari arwana super red oleh : Endot Brilliantono Bisnis ikan arwana hasil penangkaran menjanjikan keuntungan cukup besar dan tidak pernah kekurangan pesanan. Apalagi para penggemar ikan hias di seluruh dunia mengakui kualitas arwana Indonesia sebagai yang paling bagus. Kondisi ini membuat arwana merupakan ikan hias kebanggaan Indonesia, sehingga tidak mengherankan jika banyak penggemar ikan hias dari mancanegara yang berusaha mendapatkannya langsung dari Indonesia. Namun sayangnya tidak banyak pengusaha Indonesia yang menekuni bisnis ini, sehingga justru negara lain yang mempopulerkan ikan yang diyakini sebagian orang sebagai pembawa keberuntungan. Direksi PT Munjul Prima Utama, Florence, mengatakan perusahaannya paling sedikit mengirim ikan arwana jenis super red ke Jepang dan Korea Selatan sebanyak 600 ekor atau senilai US$1,8 juta. Jika nilai kurs dolar amerika saat ini mencapai Rp9.000, maka penghasilan PT Munjul Prima Utama setahun bisa mencapai Rp16,2 miliar. Angka permintaan arwana dari Jepang dan Korea Selatan sebenarnya jauh lebih banyak, "Tapi kami hanya mampu memproduksi arwana sebanyak 600 ekor per tahun," katanya kepada Bisnis pekan lalu. Florence mengatakan jenis ikan arwana ini sangat laku di pasar internasional dan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai penghasil arwana super red. Namun demikian bukan berarti jenis arwana lain tidak laku di pasaran, karena penggemar ikan hias ini juga terdiri dari berbagai lapisan masyarakat. Via penangkaran Florence menyebutkan menerjuni bisnis ikan hias jenis arwana ini tidak mudah karena pemerintah hanya memberi izin perusahaan yang melakukan penangkaran. Ini untuk menghindari terjadinya perdagangan ilegal satwa liar yang banyak terjadi belakangan ini. Dia menyebutkan satwa liar hasil penangkaran memiliki tanda pengenal khusus seperti micro chip yang disuntikkan di dalam tubuh ikan. Ini dilakukan mengingat satwa yang diperdagangkan termasuk dalam satwa liar yang dilindungi pemerintah. Seperti diketahui pamor arwana (Scleropages formosus) kini kembali naik, setelah sekian lama surut oleh kehadiran louhan. Beberapa waktu lalu, ikan purba ini mengalami puncak kejayaannya menjadi primadona ikan hias. Arwana super red adalah jenis yang paling banyak diminati pembeli asal luar negeri, khususnya Jepang, Korea Selatan, dan China. Namun sayangnya pasar internasional arwana sudah dikuasai Jepang, karena negeri itu memiliki teknologi dan jaringan distribusi perdagangan ikan hias dunia. Padahal Jepang membeli arwana super red itu dari Indonesia lalu dibesarkan dan di rekayasa sehingga warnanya menyala dan bentuk tubuhnya menjadi indah. Akibatnya justru arwana yang diperdagangkan Jepang yang laku dipasaran, sementara negara penghasil ikan langka itu seperti Indonesia hanya memasok ke peternak di Jepang. Selain berpotensi sebagai komoditas ekspor, ikan arwana juga menjadi primadona perdagangan ikan hias di dalam negeri. Hal ini yang menyebabkan arwana banyak dibicarakan orang di mana-mana. Arwana sendiri sebenarnya memiliki banyak jenis antara lain golden red, super red, silver, Irian, dan golden. Dari jenis itu, yang paling mahal adalah super red. Untuk ukuran panjang 25 cm bisa mencapai Rp10 juta lebih per ekor. Arwana Irian yang banyak digemari pehobi di dalam negeri harganya sekitar Rp 90.000 per ekor. Demikian juga dengan jenis golden pino banyak peminatnya. Ikan jenis ini yang sepanjang 15 cm berusia empat bulan Rp400.000, sedangkan silver (Brasil) panjang 20 cm Rp100.000 per ekor. Seorang pedagang ikan hias di Bogor menyebutkan omzet penjualan mereka dalam sebulan diperkirakan lebih dari Rp1 miliar. Jika omzet penjualan yang diperoleh per bulan oleh pedangan bisa mencapai miliaran rupiah bisa dibayangkan betapa ikan ini memiliki daya tarik di masyarakat. Ikan primitif Daya tarik arwana adalah karena dia termasuk ikan primitif, fosilnya berumur 10 juta-60 juta tahun pernah ditemukan di berbagai tempat. Dia mengalami evolusi selama 10 juta tahun lebih, sehingga tergolong ikan tahan banting dan berumur panjang. Sebagai ikan purbakala, arwana memiliki bentuk serta penampilan cantik dan unik. Tubuhnya memanjang, ramping, dan stream-line, sedangkan gerakan berenangnya amat anggun. Di alam bebas, arwana memiliki warna yang bervariasi, mulai dari hijau, perak, sampai merah. Dua sungut mencuat dari bibir bawahnya berfungsi sebagai sensor getaran untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Para pehobi memasukkan sungut ini dalam kriteria penilaian dalam kontes arwana. Sebenarnya Indonesia bukan satu-satunya negara yang memiliki plasma nutfah bernama arwana. Bahkan, Brasil disebut-sebut pula sebagai negeri leluhur ikan hias ini, meski ada juga yang menyebut Australia. Tapi arwana dari Indonesia inilah yang paling digemari pehobi di seluruh dunia. Apalagi di negara kita banyak tersedia puluhan varietas, yang biasanya ditandai dengan perbedaan warna, mulai dari perak, emas, hitam, hijau, sampai merah. Seperti disebutkan sebelumnya arwana super red kelas A, dengan ukuran panjang sekitar 20 cm dijual dengan harga Rp9 juta ekor, sedang untuk ukuran 25 mencapai Rp 10 juta. Padahal biasanya, ikan seukuran itu rata-rata dijual dengan harga Rp6 juta sampai Rp7 juta per ekor. Saat ini, super red menjadi primadona yang menjadi rebutan para penggemar. Tak heran jika banyak toko ikan kehabisan stok. Padahal, harga ikan berukuran 10-12 cm saja sudah sangat malah, antara Rp4,5 juta sampai Rp5,5 juta. Jika kondisi fisiknya sempurna, harga bisa lebih mahal lagi. Harga arwana yang mahal itu tidak membuat para penggemar menyurutkan niatnya memelihara arwana. Buktinya banyak penggemar yang memelihara arwana berkelas dalam akuarium yang diletakkan pada ruang tamu atau ruang keluarga. Apalagi arwana bagi penggemar fanatik, sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Ikan ini juga dianggap mampu menaikkan status sosial, gengsi, serta prestise pemiliknya. Bahkan, sebagian penggemar menganggapnya sebagai simbol keberuntungan atau pembawa hoki. Romi, penggemar dan penjual ikan hias di daerah Kebon Pedes, Bogor mengatakan arwana tidak hanya menjadi monopoli pehobi kalangan atas. Masyarakat biasapun banyak yang gandrung kepada arwana dan memelihara ikan pembawa keberuntungan itu. Karena itu, dia juga menyediakan arwana kuning emas dari Kalimantan Barat yang harganya sekitar Rp100.000 per ekor, dan jenis merah Rp250.000 per ekor. Persediaan arwana jenis ini dimaksudkan untuk melayani gaya hidup masyarakat di lapis bawah. Meski tidak bisa membeli ikan semahal orang kaya, arwana seharga Rp50.000 pun diharapkan bisa mendongkrak status sosialnya, paling tidak di mata tetangga. Penghasil devisa Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Dephut, Koes Saparjadi menilai bisnis satwa liar, termasuk ikan jenis arwana berpotensi menjadi penghasil devisa yang cukup besar bagi negara. "Selama ini perdagangan satwa liar ini lebih banyak didominasi oleh kegiatan ilegal," katanya. Oleh karena itu pemerintah (Dephut) memberi peluang bagi pengusaha yang ingin membuka bisnis penangkaran satwa liar guna mengatasi perdagangan ilegal. "Satwa liar hasil tangkaran tersebut berpotensi memberikan pendapatan besar bagi negara," kata dia. Dia memberikan contoh harga ekspor ikan arwana mencapai US$5.000 per ekor. Jika dalam satu tahun bisa mengekspor 100 ikan arwana saja sudah menghasilkan US$500.000. Itu belum lagi dari ekspor penangkaran satwa-satwa liar lainnya seperti beragam burung. "Harga ekspor seekor burung kakatua hasil tangkaran saja sekitar US$5.000-US$10.000," kata Koes. Belum lagi harga berbagai reptil seperti ular kobra mencapai Sin$15.000-Sin$20.000 per ekor. Sedangkan orang utan dan komodo sekitar US$25.000 per ekor. Menurut dia, satwa liar hasil penangkaran tersebut harus memakai tanda pengenal khusus seperti micro chip di ikan arwana atau cincin khusus berkode di burung. |
11-27-2006, 11:28 PM | #17 |
NAC 002
Join Date: Jul 2003
Location: Denpasar , Bali
Posts: 5,467
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Thanks buat info2 dan artikelnya bro2 sekalian ,well done he he gue jadi nostalgia saat awal2 miara aro dulu thn 86an .Yang jelas thn 70an belum ada yg jualan arowana di Jakarta boss! gue tahu banget soalnya dari gue umur 5thn-an tiap minggu diajak bokap keliling jl Kartini, Sumenep dan Petojo ,tuh belum ada arowana sampe thn 84an , malah duluan aro brazil masuk di pasaran pedagang di jakarta
|
11-28-2006, 11:33 AM | #18 | |
NAC 133
Join Date: Jul 2006
Location: Purwokerto
Posts: 115
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Quote:
|
|
11-28-2006, 05:41 PM | #19 | |
NAC 125
Join Date: Oct 2006
Location: east taiwan
Posts: 5,179
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Quote:
|
|
11-28-2006, 07:51 PM | #20 | |
NAC 002
Join Date: Jul 2003
Location: Denpasar , Bali
Posts: 5,467
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Quote:
Bokap gak gitu demen ikan tapi gue dari kecil memang demen ikan ,jadi tiap minggu pasti mintanya diajak ke tukang ikan he he he, dari jaman pertama kali ada ikan Oscar import pun gue salah satu pembeli pertama nya. Petojo di sebelah mana dhlee? tahu dulu ada toko ikan Savera (tutup thn 89an) ? kenal ko Johny Petojo si godfathernya maskoki? |
|
11-28-2006, 08:17 PM | #21 |
NAC 125
Join Date: Oct 2006
Location: east taiwan
Posts: 5,179
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
aro silver saat itu hasil export prof? atau aro hasil penangkaran di indonesia? saya tinggal di petojo binatu II dulu, waduh maaf pak tahun 89 saya masih umur brp ya nda kenal dengan Pak Johny yang pak JD sebutkan hehe.. Prof thread ini boleh dilink ke proses arowana?
|
11-28-2006, 09:21 PM | #22 | |
NAC 002
Join Date: Jul 2003
Location: Denpasar , Bali
Posts: 5,467
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Quote:
Threadnya silahkan di link aja bro ,ok2 aja gak ada yg ekslusif koq |
|
11-28-2006, 09:44 PM | #23 |
NAC 125
Join Date: Oct 2006
Location: east taiwan
Posts: 5,179
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
heh? taiwan ternak silver? disini udah jarang banget yg jualan silver, ada pun silver kecil harganya seperti harga ikan parrot. bagi saya ini bahan dasar sejarah arowana diindonesia prof terima kasih banyak
|
11-29-2006, 12:37 AM | #24 | |
NAC 137
Join Date: Apr 2006
Location: Serpong, Banten
Posts: 213
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Quote:
Saya mau ada sedikit koreksi, karena kebetulan saat itu saya yang diwawancarai oleh wartawan Kompas. Saya mau menjelaskan bahwa ada salah dalam penulisan tahun waktu saya mulai memelihara arowana oleh wartawannya. Saat itu saya jelaskan saya mulai memelihara arowana sejak thn 80an, saat itu saya kelas 2 SMP. Jadi ada kekhilafan dalam penulisan tahun saat saya mulai memelihara arowananya (thn 70an, umur saya baru 5thn). Ikan itu dulu saya beli dari Jln. Arabika (Ujung jalan Bandengan, saat itu saya melihat arowana yang luar biasa banyaknya (ruko 4 lantai, arowana merahnya ribuan ekor) disanalah tempat yang terbanyak untuk penampungan arowana yang pernah saya lihat, dan belum ada yang sebanyak itu lagi sampai saat ini. Mohon maklum atas kesalahan dalam penulisan tahun. Terima kasih |
|
11-29-2006, 12:09 PM | #25 | |
NAC 002
Join Date: Jul 2003
Location: Denpasar , Bali
Posts: 5,467
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Quote:
|
|
11-29-2006, 04:05 PM | #26 |
NAC 101
Join Date: Mar 2006
Location: semarang
Posts: 918
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
wah kalo sambil dimunculin pic SR klasik tambah ok nih SR tempoe doeloe
|
11-28-2007, 10:40 PM | #27 |
NAC 126
Join Date: Oct 2006
Location: Indonesia
Posts: 1,107
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
dulu babe gw perna ada aro, pas thn 86, golden kalo ga salah, ambil dari sumatra, ada poto nya, cuman burem bgt.. maklum, kodak jaman dulu..
|
11-29-2007, 02:44 PM | #28 | |
NAC 019
Join Date: Sep 2003
Posts: 4,473
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Quote:
__________________
tnQ ...boleh ngutip... semangat juang yang tak pernah mati adalah wujud nyata kebangkitan sejati |
|
11-29-2007, 04:30 PM | #29 |
NAC MEMBER
Join Date: Oct 2007
Location: West Jakarta
Posts: 626
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Pd awalnya ada kabar secara gak sengaja ikan ini kena tangkap & dipelihara orang di kalbar.Mendadak ketiban rejeki sehingga kaya.Maka dulu dibilang ikan hoky.Benar Pak Oei, ruko di arabika memang tempatnya Aro besar2 rata2 50-60cm. Kebetulan saya dulu sering di gudang disebrang ruko itu.Dulu yg terkenal bukan sr yg berwarna merah tapi yg bewarna benar2 gold 1badan.Sepeti skarang saya lg hunting jenis ini.Memang kakak beradik pak Robin sangt canggih aro2nya, waktu istana aro masih.Sekarang pun mrk canggih2 di ponti.Mengenai sr sintang(nama kabupaten di kalbar), lebih kurang ikan yg di tangkar di hulu. Pengalaman sr sintang ini harus sangat hati2 di air waktu baru datang.Memang di hulu banyak penangkar bukan mata pencariannya dr dagang ini ikan jd kalau dapat ikan bagus baru masuk kolam. Istilah jaga kwalitas.Maka jgn heran beberapa farm di hulu dulu telur ikan masih di mulut sudah ada yg punya(laku pesan org).
|
11-29-2007, 07:32 PM | #30 |
NAC MEMBER
Join Date: Oct 2007
Location: jakarta
Posts: 4,345
|
Re: Kapan startnya tren Aro?
Trend awalnya aro di pelihara di aq. di era 83an mulai muncul dikota Medan dan sekitarnya,dalam hitungan Bulan merembet diJakarta dan pedagangnya berlokasi di jl. Arabika(saat itu terbesar)Tapi dalam hal ini hanya sepengetahuan saya,jika ada salah tolong senior2 diKoreksi,agar Fans aro tahu persis kapan asal muasal aro hadir dirumah.
Topik "kapan startnya tren aro? "yg dibuat oleh Bapak JD Winata sudah cukup lama, tetapi bermanfaat sepanjang masa bagi pengemar2 aro. |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | |
|
|